Tempat berbagi informasi

Tampilkan postingan dengan label Kependudukan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kependudukan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 Juni 2016

HUTANMU HUTAN KITA BERSAMA



Oleh : Silfina 

Hubungan manusia dengan lingkungan sangat erat sekali dan tak dapat dipisahkan. Manusia membutuhkan lingkungan untuk bertahan hidup, baik untuk memenuhi kebutuhan akan makanan maupun tempat tinggal. Meskipun begitu terkadang tangan-tangan jahil manusia sering melakukan perbuatan yang dapat merusak lingkungan. Mereka lupa dan tak menyadari bahwa dengan berkembangnya teknologi tak akan dapat membuat mereka lepas dari pengaruh lingkungan.
Beberapa tahun terakhir ini isu lingkungan selalu menjadi berita teratas di Negeri ini. hampir di sepanjang tahun 2015 pemberitaan kebakaran hutan menjadi headline berita. Kebakaran hutan telah mengakibatkan kerugian dan terganggunya berbagai aktifitas. hampir di sebagian wilayah Indonesia terutama pulau Sumatera dan Kalimantan ditutupi kabut asap tebal berbulan-bulan lamanya, tidak hanya itu beberapa Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia juga ikut merasakan dampak kabut asap tersebut. Ribuan titik api yang tersebar di beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan membakar hutan-hutan yang di Indonesia, sehingga untuk memamdamkan api itu butuh usaha yang ekstra dan dana yang cukup besar. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup yang dipublikasikan melalui http://sipongi.menlhk.go.id tercatat sekitar 326.108.480 hektar jumlah hutan yang terbakar dari tahun 2010 sampai tahun 2015, dan dalam kurun waktu tersebut kebakaran hutan terparah terjadi pada tahun 2015 dengan jumlah hutan yang terbakar dalam satu tahun  tersebut mencapai 261.060.440 hehtar.

 
Kebakaran Hutan ( Sumber : www.rebublika.co.id)
Jika melihat dari luas hutan yang kita miliki, sebagai Negara yang berada pada urutan ke-9 dengan jumlah hutan terluas tentu kita seharusnya malu sekaligus sedih dengan keadaan ini. Negara yang seharusnya menjadi paru-paru Dunia, kini seperti virus yang menebarkan racun di udara. Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan selama ini sangat mengganggu aktifitas dan kesehatan masyarakat. Dikutip dari laman http://cnnindonesia.com berdasarkan data dari peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Vrije universiteit Amsterdam, Guido Van der Werf yang dipublikasikan di situs World Resources Institute (WRI) menyebutkan bahwa kebakaran hutan Indonesia tahun 2015 telah melepaskan sekitar 1 miliar ton karbondioksida ke udara, lebih besar dari rata-rata pengeluaran emisi tahunan Jerman. Tak bisa dibayangkan betapa kotor dan penuh racunnya udara yang dihirup masyarakat disekitar wilayah pembakaran hutan tersebut. Tak hanya itu kebakaran hutan juga dapat merusak keseimbangan Alam dan kelestarian flora dan fauna,dan yang paling mengkhwatirkan adalah jumlah hutan Indonesia yang selalu berkurang akibat kegiatan pembakaran hutan yang dilakukan secara masif.
Kabut Asap di Kota Pekan Baru 14 September 2015 (Sumber : www.m.tempo.co)
Maraknya kegiatan pembakaran hutan beberapa tahun terakhir ini, jika ditelurusi salah satu penyebabnya adalah permasalahan kependudukan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk tentu semakin meningkat pula jumlah kebutuhan akan makanan, tempat tinggal, dan lapangan pekerjaan sehingga menuntut penambahan luas lahan untuk bercocok tanam, kawasan pemukiman, kawasan industri dan pusat perbelanjaan. Namun disisi lain luas permukaan Bumi tidak mengalami peningkatan. Maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut banyak hutan yang dimusnahkan untuk dijadikan lahan bercocok tanam, kawasan pemukiman, kawasan industri dan pusat perbelanjaan. tanpa disadari kegiatan tersebut telah menyandera hak-hak untuk hidup beberapa tumbuhan dan hewan demi memenuhi kebutuhan segelintir orang. Kegiatan pembakaran hutan dengan dalih membuka lahan baru ataupun menganggap telah memiliki hak untuk wilayah tersebut jadi dapat melakukan apapun, tentu tidak dapat dibenarkan karena hutanmu juga hutan kita bersama, kerusakan yang ditimbulkan akan berdampak terhadap banyak orang.
Menekan laju pertumbuhan penduduk adalah salah satu cara yang dapat dilakukan disamping melakukan reboisasi terhadap hutan yang telah rusak untuk meminimalisir dampak kebakaran hutan. Berdasarkan data BPS laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 adalah sebesar 1,40 persen. Angka laju pertumbuhan ini memang cenderung turun, jika dibandingkan dengan tahun 1971 sampai tahun 1980 angka laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 2,31 persen, hal ini tentu tidak lepas dari keseriusan pemerintah dan kerja sama masyarakat dalam menekan laju pertumbuhan penduduk selama ini. Namun melihat kondisi kegiatan pembakaran hutan yang terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan lahan, kawasan pemukiman, kawasan perindustrian, dan pusat perbelanjaan yang kian bertambah, tentu angka laju pertumbuhan penduduk 1,40 persen bukanlah angka yang ideal, diharapkan laju pertumbuhan  berada dibawah angka 1 persen sehingga tidak banyak lagi hutan, tumbuhan dan hewan yang terkorbankan oleh meningkatnya populasi manusia.
Pelatihan singkat pra nikah bisa menjadi salah satu solusi dalam menekan laju pertumbuhan penduduk saat ini. Pemerintah bisa membuat aturan bahwa kegiatan pelatihan pra nikah menjadi salah satu syarat yang wajib dilalui oleh pasangan yang akan menikah. Materi yang diberikan menyangkut permasalahan kependudukan, permasalahan lingkungan, pentingnya membentuk keluarga berencana, serta hak dan kewajiban seorang istri dan suami sehingga dengan memberikan pendidikan dan pemahaman tersebut kepada calon mempelai diharapkan dapat terbentuknya komitmen kedua belah pihak untuk membentuk keluarga berencana dengan dua anak lebih baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar, sehingga dari awal keluarga terbentuk mereka telah memiliki tujuan yang jelas untuk membentuk keluarga kecil yang sejahtera.
nikah, pra nikah, pra wedding, wedding
( Sumber : http://quranurdut.blogspot.com)
 Kegiatan ini tentu perlu kerja sama berbagai pihak, baik beberapa instansi pemerintah seperti BkkbN, Kementrian Agama, Kementrian Lingkungan Hidup, Lembaga Pencatatan Sipil, Aparat Kelengkapan Desa, maupun masyarakat. Pada akhirnya melalui pelatihan singkat pra nikah diharapkan bisa menjadi salah satu solusi untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, sehingga dapat membantu pencegahan pembakaran hutan Indonesia.
Share:

Sabtu, 11 Juni 2016

PERANAN MEDIA SOSIAL DALAM MENGURANGI DAMPAK PERTUMBUHAN PENDUDUK DARI ASPEK LINGKUNGAN

Oleh : Silfina 

Tak dipungkiri peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahum menjadi suatu masalah yang serius bagi bangsa Indonesia. Permasalahan ini bagaikan bom waktu, yang bisa meledak kapanpun jika tidak menemukan solusi yang tepat. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 Juta jiwa, dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 sebesar 1,4 Persen. sedangkan pada tahun 2015 BPS merilis data bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 254,9 juta Jiwa, dengan jumlah tersebut berdasarkan data Population Reference Bureau, Indonesia berada pada peringkat ke empat setelah Cina, India, dan USA untuk Negara dengan jumlah penduduk terbanyak
            Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk maka hal tersebut tentu juga akan berdampak terhadap beberapa aspek, diantaranya aspek lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk tentu akan mengakibatkan peningkatan jumlah volume sampah yang dihasilkan, sehingga hal ini akan memperparah permasalahan lingkungan terutama untuk daerah perkotaan. Disamping dapat mengakibatkan permasalahan sampah yang memperburuk wajah perkotaan, permasalahan penduduk juga dapat berimbas pada permasalahan kerusakan ekosistem yang tentunya juga akan bermuara pada permasalahan keseimbangan  dan pelestarian Alam. Hal ini terjadi karena banyaknya hutan ataupun lahan yang diubah menjadi kawasan pemukiman, gedung apartemen, pusat perbelanjaan, ataupun kawasan industri untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kian bertambah. Berdasarkan data Departemen Kehutanan tahun 2005, hutan di Indonesia mengalami penurunan dari 101.843.486 hektar pada tahun 1998 menjadi 81.964.217 hektar pada  tahun 2004, dengan laju penurunan luas hutan yang semakin cepat yaitu mulai dari sekitar 2,53% per tahun pada tahun 1998 meningkat menjadi 4,82% per tahun  pada tahun 2003. Dan saat ini berdasarkan data yang dirilis greenpeace, Indonesia tercatat sebagai Negara yang mempunyai tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia, sebanyak 70% hutan Indonesia telah musnah. Sedangkan untuk wilayah Jakarta ribuan hektar sawah dan hutan lindung di jadikan bangunan, baik untuk kawasan perumahan, gedung apartemen atau pusat perbelanjaan.
Persoalan pengalihan fungsi hutan atau pun lahan menjadi pemukiman, kawasan industri, ataupun pusat perbelanjaan  yang dilakukan secara terus menerus saat ini merupakan permasalahan yang sangat mengkawatirkan. Menjadikan hutan, lahan ataupun wilayah laut menjadi pemukiman atau gedung-gedung apartemen secara besar-besaran tentunya dapat mengurangi jumlah ruang terbuka hijau. Disamping itu juga dapat mengakibabtkan rusaknya beberapa ekosistem, dan banyak flora dan fauna yang terancam punah, mengingat 80%  dari keaneka ragaman flora dan fauna terdapat di hutan.  Dampak Pengalihan fungsi hutan atau lahan akan sangat mengacam kelestarian alam, kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup yang berada di area pengalihan terancam punah, tumbuhan terpaksa di tebang sedangkan hewan akan kehilangan tempat tinggal mereka.
Baru-baru ini kita dihebohkan dengan pemberitaan tentang pembangunan 17 pulau buatan di pantai utara Jakarta. Sekitar 51 ribu hektar wilayah kawasan pantai utara Jakarta akan dibangun kawasan pemukiman, pusat perdagangan, pelabuhan, industri, dll. Meskipun persoalan ini dianggap sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini yang semakin meningkat khususnya warga Ibu Kota, tapi sesungguhnya kegiatan ini dapat merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan kelestarian Alam. Ribuan terumbu karang dan makhluk hidup disekitar tersebut akan terancam punah, bahkan di perkirakan beberapa pulau di kepulaun seribu akan terancam tenggelam seiring kegiatan pengerutan pasir dilaut. jika hal ini dibiarkan maka kelestarian alam dapat terganggu seiring menigkatnya jumlah penduduk., karena komposisi-komposisi setiap makhluk hidup di Bumi tidak lagi stabil. Terjadi pembengkakan jumlah suatu populasi seperti populasi manusia, yang menuntut terjadi pengurangan yang signifikan terhadap beberapa populasi makhluk hidup lainnya dan bahkan beberapa makhluk hidup lainnya akan terancam punah beberapa tahun kedepan.
Rencana Pembangunan Teluk Jakarta ( Sumber : http://antaranews.com)
 Kompleksnya permasalahan yang timbul akibat peningkatan jumlah penduduk, tentu menuntut adanya solusi yang tepat dan cepat dalam menekan angka kenaikan jumlah penduduk tersebut. minimnya kepedulian dan pemahaman masyarakat terhadap permasalahan kependudukan memperparah keadaan ini, sehingga program-program yang telah dirancang oleh pemerintah dalam hal ini BKKBN untuk menaggulangi permasalahan kependudukan seperti Keluarga Berencana (KB), menunda pernikahan dini, migrasi, dll tidak dapat sepenuhnya berjalan dengan maksimal. Oleh sebab itu maka diperlukan suatu cara atau media penyampaian yang baru  dalam mensosialisasikan program tersebut sehingga dapat menarik perhatian dan mudah dipahami masyarakat.
Di era teknologi ini perkembangan media sosial semakin pesat. Perkembangan ini sejalan dengan berkembangnya teknologi handphone atau smartphone dan sistem operasi pada smartphone itu sendiri. Pada saat ini hamir setiap orang memiliki smartpone dan di dalamnya terpasang berbagai macam media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, dll yang dapat di aksesnya dimana dan kapan saja. Jumlah pengguna media sosial dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup besar. Berdasarkan data yang dirilis di laman We Are Social, Pengguna Internet di Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 88,1 Juta jiwa, dan 79 Juta diataranya adalah pengguna media sosial aktif.
Pengguna Internet Indonesia Per November 2015 ( Sumber : http://wearesocial.com)
Semakin banyaknya pengguna media sosial di Indonesia maka itu merupakan suatu  potensial besar bagi kita untuk memanfaatkan media sosial tersebut sebagai media penyampaian informasi. Pemanfaatan media sosial tentu menjadi suatu hal yang sangat membantu dalam memberikan pemahaman permasalahan kependudukan dan mensosialisasikan program-program BKKBN mengingat semakin banyaknya pengguna media sosial saat ini. Disamping itu pengguna media sosial rata-rata adalah remaja dan usia produktif, maka hal ini tentu akan dapat menekan laju petumbuhan secara cepat dan tepat sasaran. Dengan menampilkan video kreatif, slogan dalam bentuk gambar maupun meme di media sosial tentu akan membuat para remaja atau pengguna media sosial lebih tertarik, dan pesan yang disampaikan lebih mudah di pahami. Ruang kreatifitas remaja juga semakin terbuka lebar untuk ikut mensosialisasikan permasalahan kependudukan di akun media sosial pribadi miliknya.
Logo Bkkbn ( sumber : http://bkkbn.go.id)
Permasalahan kependudukan merupakan masalah yang serius yang dapat berdampak ke berbagai aspek, salah satu dampak yang sangat terasa adalah dampak lingkungan dan kelestarian Alam. Permasalahan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab kita bersama, untuk itu kita sebagai pemuda sebagai masa depan bangsa, agen perubahan marilah bijak mengguna media sosial untuk kegiatan positif dan menjadi generasi berencana (GenRe) serta mendukung program-program pemerintah dalah hal ini BKKBN dalam menekan laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan sendirinya permasalahan lingkungan dan kelestarian Alam dapat  diminimalisir, kita pasti sepakat ingin mewarisi bumi ini kepada anak cucu kita kelak, tentunya  dengan keaneka ragaman flora dan fauna yang masih terjaga dengan baik. 
Sosialisasi Generasi Berencana (GenRe) ( Sumber : http://bkkbn.go.id)



Share:

Mengenai Saya

Foto saya
kesuksesan tak kan tercapai jika tidak ada usaha. setiap usaha memerlukan kesabaran. tantangan dan rintanganpun selalu mengahadang, terkadang kegagalapun ikut mewarnai usaha yang di lakukan, namun jangan pernah takut dengan kegagalan, karena kegagalan merupakan suatu proses untuk mencapai keberhasilan... selalu semangat dan tebarkan senyum pada semua.

POSTING TERBARU

Popular Posts

Categories

Diberdayakan oleh Blogger.