Beberapa hari yang lalu tepat tanggal 10 November 2016, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, untuk mengenang kembali jasa-jasa para pahlawan dalam mempertahankan kesatuan NKRI tercinta ini. Menurutku sebutan Pahlawan saat ini bisa juga diberikan kepada orang-orang berjasa disekitar kita, karena menurut saya pribadi, sebutan Pahwlawan tidak hanya dapat diberikan kepada para pejuang yang mengangkat senjata dalam mengusir penjajahan, atau hanya kepada para intelektual yang berjuang demi kemajuan bangsa, pun tidak juga hanya pada tokoh penyelamat di dalam film super Hero, tapi sebutan Pahlawan juga dapat kita berikan kepada siapa saja yang berjuang dan berjasa untuk orang yang dicintainya dan orang disekitar mereka. Maka pada moment Hari Pahlawan ini, aku juga ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi, rasa terimakasih yang besar kepada Amak tercinta, yang telah menjadi Pahlawan yang super hebat untuk putri kecilnya ini. Perjuangannya yang begitu besar hingga mengantarkan putri kecilnya ini hingga sampai ke tahap ini.
Amak, aku tidak bisa jauh dari beliau, ini juga penyebab kenapa aku lebih memilih pekerjaan yang tidak jauh dari tempat tinggal, hingga bisa selalu berada di samping amak. Namun tentu ada massanya kita tidak bisa selalu berada disamping orang yang kita cintai, maka saat itulah rindu selalu datang dan menemani hari-hari kita. Saat itu pada pertengahan tahun 2007, Ketika aku lulus dari Pendidikan Menenengah Pertama, aku dihadapkan pada suatu dilema, memilih sekolah di dekat rumah atau menerima tawaran beasiswa dari Pemda setempat untuk sekolah di SMA INS kayutanam, sebuah sekolah yang berbasis Talenta, juga semi pesantren yang mengharuskan peserta didiknya untuk tinggal di asrama. Tentu ini merupakan pilihan yang berat bagiku saat itu, karena jika aku memilih tawaran beasiswa tersebut maka aku terpaksa harus berpisah dari amak, padahal sebelumya aku selalu berada dekat amak. Lalu amak memberikan saran kepadaku untuk mengambil tawaran beasiswa tersebut, beliau memberikan beberapa alasan kenapa aku harus mengambil kesempatan emas itu, kesempatan yang mungkin tak kan datang dua kali padaku, beliau juga mengatakan bahwa meskipun kita berjauhan namun hati kita akan selalu dekat, karena kontak batin antara Ibu dan anak itu sangat kuat. Tiba-tiba amak menyodorkan sebuah ponsel mungil, mungkin itulah awal perkenalanku dengan ponsel, sebuah teknologi yang banyak memberikan manfaat dalam kehidupan dan kelanjutan studiku.
Pada awal masa pendidikanku di INS kayutanam, terasa sangat berat bagiku, disamping jadwal belajar yang padat dan disiplin, dimulai dari jam 5.00 WIB sampai jam 21.00 WIB, selain itu juga jauh dari keluarga serta kerinduan pada amak yang muncul setiap saat lah yang membuatku hampir menyerah. Namun untungnya ada ponsel yang dapat ku gunakan saat untuk mendengar suara amak, ketika rinduku pada amak dan suasana rumah tak dapat dibendung lagi.
Seiring berjalannya waktu akhirnya aku mulai bisa berdaptasi dengan jadwal sekolah yang padat, berdamai dengan egoku, dan jika rinduku pada amak tak terbendung lagi, maka ku ambil ponsel lalu ku telpon amak, tiba-tiba suara amak bagaikan obat penawar bagiku, obat penawar ketika aku hampir menyerah, untaian kalimat amak seperti memberikan energi baru bagiku, memberikanku semangat bahwa ada suatu pengorbanan yang harus kulakukan jika aku ingin sukses.
Pertengan tahun 2010 akhirnya aku lulus dari SMA INS kayutanam, lulus dengan NEM tertinggi. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal biasa tapi bagiku ini adalah sebuah prestasi yang luar biasa, karena ditengah kondisi jauh dari keluarga, memendam rindu pada amak setiap saat, berdamai dengan ego untuk menyerah karena ingin selalu dekat dengan amak, namun aku masih bisa berprestasi, meraih juara kelas, juara umum, dan bahkan peraih NEM tertinggi. Syukur yang tak terhingga kepada Allah atas nikmat ini yang begitu besar. Meskipun perjuangan waktu itu belum berakhir, setidaknya tahap SMA telah berhasil kulalui. Terimakasih Amak, terimakasih Guruku, Terimakasih seluruh civitas akademika SMA INS kayutanam.
Nantikan juga tulisanku selanjutnya tentang kelanjutan masa studiku, tentang tantangan yang mengiringi perjalananku dalam menuntut ilmu, tantangan saat menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi yang juga jauh dari orang tua.
bagi sebagian besar orang, seorang ibu memang pahlawan, bahkan lebih dari seorang pahlawan.
BalasHapusyang kepahlawanannya jauh,, jauh, bahkan terlalu jauh dari ayah.
Joven masuk sebagian yang mana?
Hapus