Oleh : Silfina
Tak dipungkiri peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahum menjadi suatu masalah yang serius bagi bangsa Indonesia. Permasalahan ini bagaikan bom waktu, yang bisa meledak kapanpun jika tidak menemukan solusi yang tepat. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 tercatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 Juta jiwa, dan laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2010 sampai tahun 2014 sebesar 1,4 Persen. sedangkan pada tahun 2015 BPS merilis data bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 254,9 juta Jiwa, dengan jumlah tersebut berdasarkan data Population Reference Bureau, Indonesia berada pada peringkat ke empat setelah Cina, India, dan USA untuk Negara dengan jumlah penduduk terbanyak
Seiring meningkatnya pertumbuhan
penduduk maka hal tersebut tentu juga akan berdampak terhadap beberapa aspek,
diantaranya aspek lingkungan. Peningkatan jumlah penduduk tentu akan mengakibatkan
peningkatan jumlah volume sampah yang dihasilkan, sehingga hal ini akan
memperparah permasalahan lingkungan terutama untuk daerah perkotaan. Disamping dapat
mengakibatkan permasalahan sampah yang memperburuk wajah perkotaan,
permasalahan penduduk juga dapat berimbas pada permasalahan kerusakan ekosistem
yang tentunya juga akan bermuara pada permasalahan keseimbangan dan pelestarian Alam. Hal ini terjadi karena
banyaknya hutan ataupun lahan yang diubah menjadi kawasan pemukiman, gedung
apartemen, pusat perbelanjaan, ataupun kawasan industri untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang kian bertambah. Berdasarkan data Departemen Kehutanan
tahun 2005, hutan di Indonesia mengalami penurunan dari 101.843.486 hektar pada
tahun 1998 menjadi 81.964.217 hektar pada
tahun 2004, dengan laju penurunan luas hutan yang semakin cepat yaitu
mulai dari sekitar 2,53% per tahun pada tahun 1998 meningkat menjadi 4,82% per tahun pada tahun 2003. Dan saat ini berdasarkan
data yang dirilis greenpeace, Indonesia tercatat sebagai Negara yang
mempunyai tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia, sebanyak 70%
hutan Indonesia telah musnah. Sedangkan untuk wilayah Jakarta ribuan hektar sawah dan hutan lindung di jadikan bangunan, baik untuk kawasan perumahan, gedung apartemen
atau pusat perbelanjaan.
Persoalan
pengalihan fungsi hutan atau pun lahan menjadi pemukiman, kawasan industri,
ataupun pusat perbelanjaan yang
dilakukan secara terus menerus saat ini merupakan permasalahan yang sangat
mengkawatirkan. Menjadikan hutan, lahan ataupun wilayah laut menjadi pemukiman
atau gedung-gedung apartemen secara besar-besaran tentunya dapat mengurangi jumlah
ruang terbuka hijau. Disamping itu juga dapat mengakibabtkan rusaknya beberapa
ekosistem, dan banyak flora dan fauna yang terancam punah, mengingat 80% dari keaneka ragaman flora dan fauna terdapat
di hutan. Dampak Pengalihan fungsi hutan
atau lahan akan sangat mengacam kelestarian alam, kelangsungan hidup seluruh
makhluk hidup yang berada di area pengalihan terancam punah, tumbuhan terpaksa
di tebang sedangkan hewan akan kehilangan tempat tinggal mereka.
Baru-baru ini kita dihebohkan
dengan pemberitaan tentang pembangunan 17 pulau buatan di pantai utara Jakarta.
Sekitar 51 ribu hektar wilayah kawasan pantai utara Jakarta akan dibangun
kawasan pemukiman, pusat perdagangan, pelabuhan, industri, dll. Meskipun persoalan
ini dianggap sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan manusia saat ini yang
semakin meningkat khususnya warga Ibu Kota, tapi sesungguhnya kegiatan ini
dapat merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan
dan kelestarian Alam. Ribuan terumbu karang dan makhluk hidup disekitar
tersebut akan terancam punah, bahkan di perkirakan beberapa pulau di kepulaun
seribu akan terancam tenggelam seiring kegiatan pengerutan pasir dilaut. jika
hal ini dibiarkan maka kelestarian alam dapat terganggu seiring menigkatnya
jumlah penduduk., karena komposisi-komposisi setiap makhluk hidup di Bumi tidak
lagi stabil. Terjadi pembengkakan jumlah suatu populasi seperti populasi
manusia, yang menuntut terjadi pengurangan yang signifikan terhadap beberapa
populasi makhluk hidup lainnya dan bahkan beberapa makhluk hidup lainnya akan terancam
punah beberapa tahun kedepan.
Kompleksnya permasalahan yang
timbul akibat peningkatan jumlah penduduk, tentu menuntut adanya solusi yang
tepat dan cepat dalam menekan angka kenaikan jumlah penduduk tersebut. minimnya
kepedulian dan pemahaman masyarakat terhadap permasalahan kependudukan
memperparah keadaan ini, sehingga program-program yang telah dirancang oleh
pemerintah dalam hal ini BKKBN untuk menaggulangi permasalahan kependudukan
seperti Keluarga Berencana (KB), menunda pernikahan dini, migrasi, dll tidak
dapat sepenuhnya berjalan dengan maksimal. Oleh sebab itu maka diperlukan suatu
cara atau media penyampaian yang baru dalam mensosialisasikan program tersebut sehingga
dapat menarik perhatian dan mudah dipahami masyarakat.
Rencana Pembangunan Teluk Jakarta ( Sumber : http://antaranews.com) |
Di era teknologi ini perkembangan
media sosial semakin pesat. Perkembangan ini sejalan dengan berkembangnya
teknologi handphone atau smartphone dan sistem operasi pada smartphone itu
sendiri. Pada saat ini hamir setiap orang memiliki smartpone dan di dalamnya
terpasang berbagai macam media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram,
Path, dll yang dapat di aksesnya dimana dan kapan saja. Jumlah pengguna media
sosial dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup besar.
Berdasarkan data yang dirilis di laman We Are Social, Pengguna Internet di
Indonesia pada akhir tahun 2015 mencapai 88,1 Juta jiwa, dan 79 Juta diataranya
adalah pengguna media sosial aktif.
Pengguna Internet Indonesia Per November 2015 ( Sumber : http://wearesocial.com) |
Semakin banyaknya pengguna media
sosial di Indonesia maka itu merupakan suatu
potensial besar bagi kita untuk memanfaatkan media sosial tersebut
sebagai media penyampaian informasi. Pemanfaatan media sosial tentu menjadi
suatu hal yang sangat membantu dalam memberikan pemahaman permasalahan
kependudukan dan mensosialisasikan program-program BKKBN mengingat semakin
banyaknya pengguna media sosial saat ini. Disamping itu pengguna media sosial
rata-rata adalah remaja dan usia produktif, maka hal ini tentu akan dapat
menekan laju petumbuhan secara cepat dan tepat sasaran. Dengan menampilkan
video kreatif, slogan dalam bentuk gambar maupun meme di media sosial tentu
akan membuat para remaja atau pengguna media sosial lebih tertarik, dan pesan
yang disampaikan lebih mudah di pahami. Ruang kreatifitas remaja juga semakin
terbuka lebar untuk ikut mensosialisasikan permasalahan kependudukan di akun
media sosial pribadi miliknya.
Permasalahan kependudukan merupakan
masalah yang serius yang dapat berdampak ke berbagai aspek, salah satu dampak
yang sangat terasa adalah dampak lingkungan dan kelestarian Alam. Permasalahan
ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab
kita bersama, untuk itu kita sebagai pemuda sebagai masa depan bangsa, agen
perubahan marilah bijak mengguna media sosial untuk kegiatan positif dan menjadi generasi berencana (GenRe) serta mendukung program-program pemerintah dalah hal ini BKKBN dalam
menekan laju pertumbuhan penduduk, sehingga dengan sendirinya permasalahan
lingkungan dan kelestarian Alam dapat diminimalisir,
kita pasti sepakat ingin mewarisi bumi ini kepada anak cucu kita kelak, tentunya
dengan keaneka ragaman flora dan fauna
yang masih terjaga dengan baik.
Logo Bkkbn ( sumber : http://bkkbn.go.id) |
0 komentar:
Posting Komentar