DNS – Domain Name System
DHCP Relay
- Adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi Nama Host maupun Nama Domain dalam bentuk Data Base (distributed database) di dalam jaringan komputer.
- DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host / server di dalam domain yang hal ini cukup penting untuk jaringan Internet,
- Bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk pengalamatan dan penjaluran (routing).
DNS Static & DNS Cache
- Fungsi DNS Static di mikrotik biasanya digunakan oleh router mikrotik pada saat aplikasi web-proxy danjuga di hotspot dijalankan.
- Fungsi DNS Cache akan aktif bila konfigurasi “Allow Remote Requests” diaktifkan.
- DNS Cache akan menyimpan request DNS dari clienke dalam database internal mikrotik. Dengan adanya DNS Cache ini maka dapat meminimalkan waktu resolve nama domain ketika ada request DNS yang sama dari client.
DNS Static & DNS Cache
- DNS Cache juga dapat berfungsi sebagai DNS Server sederhana.
- Untuk setiap setting Static DNS, router akan menambahkan parameter “A” dan “PTR” secara otomatis.
- “A” – Memetakan Alamat Domain ke Alamat IP
- “PTR” – Untuk memetakan Reverse DNS
- Static DNS akan meng-override dynamic entry yang ada di DNS cache.
- Untuk mempercepat proses trace route di OS Windows, kita bisa menambahkan static DNS untuk IP lokal kita.
DHCP
- Dynamic Host Configuration Protocol digunakan untuk secara dinamik mendistribusikan konfigurasi jaringan, seperti:
- IP Address dan netmask
- IP Address default gateway
- Konfigurasi DNS dan NTP Server
- Dan masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support DHCP option tersebut)
- DHCP dianggap tidak terlalu aman dan hanya digunakan pada jaringan yang dipercaya.
Identifikasi DHCP Client
- DHCP Server dapat membedakan client berdasarkan proses identifikasi.
- Identifikasi dilakukan berdasarkan:
- “caller-id” option (dhcp-client-identifier pada RFC2132)
- Mac-Address, apabila “caller-id” tidak ada
- “hostname” memungkinkan client DHCP yang menggunakan RouterOS mengirimkan tambahaninformasi identifikasi ke server, secara bawaan menggunakan “system identity”.
DHCP Server
- Hanya boleh ada satu DHCP server per kombinasi interface/relay pada router.
- Untuk membuat DHCP Server, kita harus memiliki :
- IP Address pada interface fisik DHCP
- Address pool untuk client
- Informasi jaringan lainnya
- Ketiga informasi di atas harus sesuai satu sama lain.
- “Lease on disk” adalah opsi untuk menuliskan data Lease DHCP ke harddisk.
DHCP Relay
- DHCP Relay bekerja seperti halnya Web-Proxy, dapat menerima DHCP discovery dan request, dan meneruskannya ke DHCP server
- Hanya bisa ada 1 DHCP relay antara DHCP server dan DHCP client
- Komunikasi DHCP server ke DHCP relay tidak membutuhkan IP Address
- Konfigurasi “local address” pada DHCP relay harus sama dengan “relay address” pada DHCP server.
0 komentar:
Posting Komentar